Pages

Rabu, 11 Maret 2015

Menatap Tahun Bebas Narkoba



National Institute on Drug Abuse (NIDA) menjelaskan bahwa penyalahgunaan narkoba dapat membidani lahirnya masalah pada kesehatan, permasalahan sosial,   kekerasan, kematian, pembunuhan, bunuh diri, serta ketergantungan fisik dan psikologis. Bagi negara yang gagal mengendalikan peredaran dan penyalahgunaan narkoba, imbasnya bukan sekadar dirasakan oleh para korban penyalahguna seperti rusaknya mental, melainkan juga rusaknya sistem sosial di lingkungan masyarakat, atau bahkan kerugian ekonomi yang cukup besar.

Kerugian negara karena dampak sosial dan krisis ekonomi yang ditimbulkan oleh kasus narkoba menurut catatan Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2011 berkisar 42,8 triliun. Belakangan ini, bukan tidak mungkin mengalami peningkatan seiring dengan masih rendahnya daya imun masyarakat terhadap peredaran narkoba. Bagaimana tidak, seseorang yang sudah bertitel guru besar di sebuah lembaga perguruan tinggi bisa tergiur dengan barang haram yang memiliki efek candu tersebut.

Selasa, 10 Maret 2015

Psikologi Islami: Menuju Psikologi Holistik-Aplikatif (Sebuah Refleksi Kritis)*

Intisari

Artikel ini ditulis dengan tujuan untuk memaparkan tantangan dan prospek psikologi dalam  dunia akademik terutama lembaga yang concern dalam kajian ilmu keislaman baik organisasi ataupun lembaga pendidikan secara umum. Sekaligus menyoroti kecakapan-kecakapan  psikologi Barat yang telah diberikan kepada mahasiswa Jurusan Psikologi UIN Sunan Kalijaga dalam pelbagai diskusi kampus pada khusunya, dan untuk Perguruan Tinggi Islam yang lain. Penulis kemudian berusaha melihat kesesuaian antara kebutuhan pendekatan keislaman dalam dunia keilmuan psikologi tersebut dengan tetap memahami kerangka teoretik psikologi kontemporer. Pada akhirnya, penulis berusaha menawarkan wacana alternatif yang dapat dilakukan untuk menambah keseriusan pengembangan keilmuan, yaitu sumbangsih diskursus secara implisit di dalam proses pengembangan keilmuan yang integralistik.

 A. Pendahuluan

Keberadaan agama bagi umat manusia bukanlah sekadar rutinitas sakral yang menuntut untuk dikultuskan. Di dalamnya terkandung hikmah universal yang bisa dihayati secara lebih eksplisit terkait dengan problem sosial berikut pemecahannya. Saat ini,  keberagamaan seseorang di tengah modernitas belum menyentuh pada kesadaran total yang berimbang antara keyakinan dan pengaplikasiannya, bahkan seringkali ditemukan reduksi keyakinan dan disorientasi iman yang tidak disadari ataupun secara sengaja memicu lahirnya kekacauan hidup. Sikap ini bisa memunculkan penyakit psikis baik individual ataupun sosial, terlebih lagi kaum yang tidak beragama hampir dipastikan kondisinya lebih miris.